Senin, 15 Juli 2013

Masakan Korea


Masakan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang pelik sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya sangat berbeda. Banyak sekali makanan Korea yang sudah mendunia. Makanan yang dijelaskan di sini sangat berbeda dengan makanan yang disajikan dalam kuliner istana, yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian besar masyarakat Korea.
Masakan Korea berbahan dasar sebagian besar pada berasmitahusayuran dandaging. Makanan tradisional Korea terkenal akan sejumlah besar makanan sampingan (lauk) yang disebut banchan yang dimakan bersama dengan nasi putih dan sup(kaldu). Setiap makanan dilengkapi dengan banchan yang cukup banyak.
Kimchi adalah makanan fermentasi yang berasal dari sayuran, utamanya sawilobakdan ketimun. Setidaknya ada satu jenis kimchi yang disajikan bersama banchan pada sepanjang tahunnya. Kimchi juga adalah bahan dasar utama dalam berbagai resep masakan Korea.
Makanan Korea biasanya dibumbui dengan minyak wijendoenjangkecapgarambawang putihjahe dan saus cabai (gochujang). Masyarakat Korea adalah pengkonsumsi bawang putih terbesar di dunia di atas warga CinaThailandJepang, serta negara-negaraLaut Tengah seperti SpanyolItalia dan Yunani.
Makanan Korea berbeda secara musiman. Selama musim dingin, biasanya makanan tradisional yang dikonsumsi adalah kimchi dan berbagai sayuran yang diasinkan di dalam gentong besar yang disimpan di bawah tanah di luar rumah. Persiapan pembuatan masakan Korea biasanya sangat membutuhkan kerja sama.
Makanan tradisional dari istana, yang dahulu hanya dinikmati oleh keluarga kerajaan Dinasti Joseon, memerlukan waktu berjam-jam untuk pembuatannya. Makanan istana harus memiliki harmonisasi yang memperlihatkan kontras dari karakter panas dan dingin, pedas dan tawar, keras dan lembut, padat dan cair, serta keseimbangan warna.
Makanan istana seperti ini beberapa di antaranya dapat mencapai harga 240.000 (sekitar AS$265) per orang termasuk minuman juga layanan oleh pelayan eksklusif. Restoran yang menyediakan makanan istana terdapat banyak di kota Seoul. Sejak meledaknya popularitas drama epik Daejanggeum, semakin banyak pula masyarakat yang menyukai makanan istana.
KEUNIKAN KULINER KOREA SELATAN
 
Kimchi, menu utama dalam kuliner Korea
Tradisi kuliner selalu mencerminkan budaya komunitas penyangganya. Hal ini berlaku tidak hanya bagi kuliner Nusantara yang memiliki aneka citarasa cukup kaya. Tetapi juga tampak dalam tradisi kuliner bangsa lain. Di antaranya kuliner Korea yang kini juga banyak bermunculan di beberapa titik di ibu kota. Tengok saja, misalnya, di sepanjang Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan.
Ikon-ikon budaya pop yang kini banyak digemari anak negeri sudah banyak diketahui orang. Yang belum banyak diketahui adalah bahwa negeri ginseng itu mempunyai tradisi kuliner yang tergolong unik. Sebagaimana dipaparkan dalam Korean Cuisine: Refresh Your Sense, buku panduan yang diterbitkan Korea Tourism Organization, kuliner Korea memiliki nilai filosofi, ilmiah, dan medis yang menarik untuk diungkap lebih jauh.
Jejak Budhisme dalam tradisi kuliner Korea
Makanan Korea adalah sumber energi yang baik. Bagi orang Korea, energi tak semata berkaitan dengan kekuatan fisik. Namun juga bertaut dengan kekuatan jiwa dan pikiran. Tak heran jika kearifan tradisional Korea mengatakan, “Masakan dan ilmu kedokteran tumbuh dari akar budaya yang sama.” Oleh sebab itu, “Tak ada ilmu kedokteran yang lebih baik dari masakan”. Kepercayaan tradisional lama ini menunjukkan pentingnya peran makanan bagi kesehatan fisik dan emosional bangsa Korea.
Sementara filosofi yang terkandung dalam prinsip yin dan yang, dan lima unsur dasar menerangkan kesalingterkaitan antar-unsur. Filosofi ini menerangkan bagaimana semua hal-ihwal di alam tumbuh dan berkembang berdasarkan hubungan saling menguntungkan satu sama lain.
Prisnsip yin-yang, misalnya, menjelaskan bagaimana Bumi dan langit dibentuk. Dua energi ini juga kemudian yang menciptakan lima unsur: tumbuhan, api, tanah, logam, dan air. Ada juga lima warna utama: biru, merah, kuning, putih, dan hitam - yang sejalan dengan kelima unsur dasar. Bahan-bahan dengan warna tersebut dicampur untuk menghasilkan makanan yang memungkinkan tubuh menyerap nutrisi secara efisien. Juga membangkitkan selera melalui lima cita rasa esensial, yaitu asin, panas, manis, pahit, dan asam. Di sinilah tampak jejak Budhisme dalam kuliner Korea.
Bila makanan yang berbeda-beda itu dipadukan, satu sama lain akan meningkatkan khasiat makanan tersebut. Ginseng dalam menu samgyetang (sup ginseng), misalnya, membantu menghilangkan stres. Se-ujeot (udang yang diasinkan) yang disajikan dengan bossam (daging yang dikukus dan dibaluti sayuran) dapat menurunkan kegemukan.
Sayuran lebih dominan
Beberapa makanan Korea diolah melalui proses fermentasi. Misalnya, kimchi yang selalu jadi menu utama. Bahan pokoknya adalah sawi putih. Fermentasi ini menjadi bagian paling menarik dalam mendiskusikan aspek ilmiah dari makanan Korea. Sebab, bakteri yang baik dari bahan-bahan alami membantu proses fermentasi menghasilkan kandungan nutrisi makanan yang tinggi.
Sayur-sayuran boleh dibilang hal yang jamak dalam masakan orang Korea. Hampir semua masakan selalu memakai sayur sebagai bahannya. Pola makan yang sehat ini tentunya menggambarkan gaya hidup yang sehat pula. Bagi Anda yang vegetarian, menyantap kuliner Korea bisa membangkitkan sensasi yang berbeda.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar